Rabu, 16 Februari 2011

Copy Paste

Beberapa waktu lalu tiba-tiba keinget dengan kumpulan bacaan masa kecil. Tanpa banyak usaha untuk mencari, langsung berujung pada kesimpulan "paling ketinggalan di rumah lama, beli aja deh". Mulai deh ngutak ngatik internet, menyerahkan harapan pada google, dan sedikit lebih banyak pada kaskus. Mudah-mudahan ada yang jual buku2 lama, dan kalaupun ada mudah2an harganya nggak mahal. Ternyata susah banget cari koleksi buku2 masa kecilku, serinya nggak ada yang lengkap, harganya pun lumayan mahal. Buat buku anak2 yang 1 buku nya cuma terdiri dari beberapa lembar aja harganya (kalo di kurs-in) 70rb, belum dengan ongkos kirim. Penyesalan memang selalu datang belakangan, tapi mbok ya jangan jauh banget ke belakangnya. 10 tahun kemudian, dimana rumah lama udh dibongkar, udah dibangun lagi, bahkan bangunan yang baru udah hampir jadi.

Bacaan memang cuma lembar2 kertas, tapi isi cerita di dalamnya memberikan efek yang  luar biasa. Apalagi untuk anak kecil seumuran gue dulu. Anak kecil yang suka mencontoh apapun yang dianggapnya menarik. Anak kecil yang suka melakukan hal2 baru. Begitulah efek buku buat si anak kecil. Inilah beberapa bacaan yang gue cari2 karena pengalaman2 yang dihasilkan setelah membacanya:

Caroline and Friends

Caroline Berkemah
Caroline Berkemah adalah satu dari beberapa serial Caroline yang ada. Tapi yang satu ini  paling memberikan pengaruh karena cerita  Telaga Biru dan Spaghetti. (kalau diuraikan ceritanya kepanjangan).

Cerita Telaga Biru membuat setiap pergi ke puncak dengan keluarga, si anak kecil selalu minta mampir kesana. Begitulah sepertinya anak kecil, suka membuat kesimpulan sendiri dari data2 yang sangat tidak akurat. Pada saat itu si anak kecil ini berkesimpulan Telaga Biru pasti ada disuatu tempat, berhubung belum jamannya google map...maka kesimpulannya pasti di puncak. 

Kemudian si anak kecil melihat Caroline dkk makan spaghetti langsung dari panci jumbo. hmm...si anak kecil pun ngiler. Sesampainya di resto, tau banget dong apa yang dipesan...yup. Padahal saat itu rasanya belum cocok di lidah anak umur transisi dimana jenis makanannya pun masih transisi, dari nasi tim ke makanan orang dewasa.

Pippi Longstocking

Pippi Longstocking
Ceritanya Pippi yang selalu pakai kaos kaki panjang ini sering ditinggal ayahnya yang seorang pelaut. Kalau sedang kangen dengan ayahnya Pippi yang hobby manjat pohon selalu nungguin sang ayah dari atas pohon, mengharapkan tanda2 kedatangan sang ayah dari kejauhan.

Efek kepada si anak kecil, si anak kecil ini meniru tanpa alasan. Intinya kepingin seperti Pippi yang suka manjat pohon. Nah, kebetulan di rumah lama banyak banget pepohonan. Tapi yang layak panjat cuma 1, pohon cermai di belakang rumah. Pohon yang lain nggak berani bok, bagi anak kecil pohon2 yang lain seperti pohon gigantisme. Sambil menyelam minum air..sambil manjat nyemilin buah cermai.

Lupa Judulnya

Di dalam buku ini menceritakan kisah anak kecil menemukan seekor anak burung berwarna kuning. Dipeliharalah sang burung, dimasukkin ke dalam sangkar, disuapin susu dengan menggunakan pipet.
Adegan tersebut ditiru mentah2 oleh si anak kecil. Seketika si anak kecil minta tolong ke orang rumah untuk nangkepin burung gereja liar yang dulu suka datang dengan sendirinya dan hinggap di bagian halaman secara sukarela (kok sekarang udh jarang ya?). Begitu si burung sudah di tangan, si anak kecil tak habis memutar otak agar adegan bisa semirip2nya dengan adegan di buku. Si anak kecil mulai menyeduh susu bubuk merk Klim (jadul banget), dan menyeruputkan ke burung gereja dengan menggunakan pipet Tempra. Esok harinya, burung gereja sekarat, entah letak kesalahannya dimana, tapi akhirnya atas saran my mama burung gereja dilepaskan dan dapat menghirup kembali udara bebas.
 3 Cewek Badung

3 Cewek Badung

Sepertinya pada saat itu si anak kecil sedang dalam proses beranjak ke ABG. Kebetulan kisah 3 cewek badung ini rada mirip dengan kisah nyata si anak kecil yang selalu ber-3 dengan sepupu2 perempuannya. Jadilah kami memberikan nama alias yang diambil dari nama 3 cewek badung. Penentuan nama diambil dari kemiripan karakter masing2. Inilah nama baru kami: Sepupu-1 alias Juli, dengan karakter yang paling wanita. Sepupu-2 alias Clara, sepupu-2 ini adalah yang paling tua diantara kami, karakternya seperti Clara, Little Miss Bossy. And Me alias Cecile, yang entah dimana letak kemiripan karakternya dengan Cecile. Tapi berhubung si anak kecil adalah yang paling muda diantara sepupu2nya yang lain, anak kecil hanya bisa manggut2 saja ketika Little Miss Bossy menunjuk dirinya sebagai Cecile sedangkan Sepupu-1 alias Juli tak jua membela, tak apalah.

Begitulah kisah tiru meniru si anak kecil dari buku2 bacaannya. Dan sekarang si anak kecil yang telah jauh beranjak dewasa hanya bisa mengenang namun tetap berharap...semoga masih ada yg jual seri lengkap buku2 tersebut.

Selasa, 15 Februari 2011

45 Kilogram

Kalau ditanya tentang masa kejayaan dalam hal berat badan, gue akan lantang menjawab: tahun 2005-2006 saat berat badan 45kg. Dengan tinggi badan segini (nggak perlu disebutin) 45kg merupakan berat badan yang ideal. Nggak terlalu ngikutin rumus " tinggi badan - 110 = berat badan ideal", tapi cukup dilihat dari bentuknya saja. Perut rata (contreng), pipi nggak tembem (contreng), lingkar lengan cukup (contreng), depan belakang..yaa..masih pas lah (contreng). 

Mencoba flash back ke masa2 itu..jadi teringat juga pengorbanan dan usaha untuk mencapai berat ideal tadi. Dan saat ini yang terlintas di kepala adalah "seharusnya dulu gue bersyukur" karena dianugerahi body yang super singset (baca: kerempeng) dengan berat badan statis 39kg. Mau makan apa aja hayuk, semua lemak masuk dan setelah masuk lemak2 itu pun hanya menjadi sebuah misteri, hanya seonggok nama "lemak", tanpa tahu keberadaan jelasnya di tubuh ini. Sungguh disayangkan saat itu kalimat "seharusnya gue bersyukur" nggak muncul2 juga di kepala. malah yang terus muncul adalah gimana caranya supaya "berisi". Dimulai dengan cari2 info sana-sini, akhirnya ketemu lah satu anjuran pil cina...Ki*npi. Begini nih wujudnya:


Setelah beberapa hari minum ki*npi, gue jatuh cinta berat. Walaupun efek di body belum kelihatan, tapi efek di dompet kelihatan jelas sekali. Nafsu makan memang bertambah gila-gila an, maka dompet mahasiswa yang udah pas-pas an ini terasa lebih nge pas lagi untuk mencukupi nafsu makan yang tiada tara. Begini ilustrasi ketiada taraan itu: kuliah di lantai 2, selesai kelas mau turun untuk beli makanan berat, kalo dikira2 jarak lantai 2 ke lantai 1 kira2 cuma selemparan botol (bukan kolor). Tukang minuman di bawah si Acong suka ngelemparin botol minuman pesanan dari lt.1 ke lt.2, yang kemudian biasa disusul dengan teriakan dari lantai 2 "Conggg...ngutang dulu ya!!!".  Nah, dalam perjalanan itu, ada tukang roti yang suka mangkal di pojokan lantai 2, saking laparnya (lapar perut maupun lapar mata) singgah dulu lah ke pojokan untuk beli roti coklat..buat bekel selama dalam perjalanan ke bawah. 

2 minggu mengkonsumsi Ki*npi, mulai kelihatan efeknya di body. Angka di timbangan nggak statis lagi seperti biasanya. Ternyata naikin berat badan dari 39kg ke 45kg gampang aja tuh (sombong). Dan lagi2 sayang sekali, pada saat itu kalimat "manusia itu tidak boleh sombong" nggak terlintas2 pula di kepala. Tapi nasi sudah menjadi bubur, dan telor sudah menjadi ceplok.

Hingga pada akhirnya 2010/2011..berat badan statis di 50kg, dengan nafsu makan yang masih sama besarnya. O'owww...

Marathon

Temanku, kita sebut aja si korean addict dan kita singkat aja si KA, pernah menunjukkan perilaku yang ajaib. Jadi ceritanya si korean addict ini lagi bertandang ke rumah, begitu doi mulai menunjukkan tanda2 kelaparan gue ambilin deh nasi beserta lauk pauk ala rumahan nan tradisional. Begitu piring beserta isi dan kawan2nya dipersembahkan kepada sang tamu, sang tamu pun berkata: 
KA: " punya sendok yang gagangnya panjang nggak? sendok korea itu loh"
Me : " nggak ada.." (dududu..pura2 nggak heran)
KA: " kalo sendok kecil yang gagangnya panjang punya dong? "
...............(heran berat tapi tetep nggak tanya2).
Jadi aja si KA makan nasi beserta lauk pauk porsi dan ukuran normal pakai sendok kecil. Yang penting gagangnya sama2 panjang. Oh satu lagi yang tak boleh terlewat apalagi terlupakan..harus dari metal.

Nggak disangka2, sekarang ini yang terheran2 sama jenis perilaku ajaib yang sama adalah si boyfie ku sendiri a.k.a Mr. D, hihihi....

Toko DVD bajakan di La codefin Kemang adalah TKP awal dari perilaku ajaib tadi. Berkat iseng2 cari DVD serial yang panjang biar ada tontonan yang bisa bikin diem di rumah. Nah terpilihlah drama korea "Personal Taste", bukan karena referensi dan informasi mengenai isi film ini, tapi karena...emmm..cukup singkat saja: "gambar covernya lucu". Toh kata orang "don't judge a book by its cover", bukan dvd kan..lalaladududukrikrik.


Dan........setelah nonton dengan cara marathon selama dua hari berturut2 hampir tiada break dan gak peduli diluar jendela lagi matahari apa bulan yang muncul...., ooow i'm so in love with drama korea, spesifiknya kalo yang main Lee Min Ho, hihihi. Isn't he so cute!! (semoga Mr.D gak baca ini, bisa2 Lee Min Ho yang gak tau apa2 ini bisa jadi sasaran hujatan doi kepada setiap cowo ganteng yang eik kagumin).

Setelah Personal Taste habis ditonton, langsung jadi pelanggan baru toko dvd bajakan di La codefin. Dvd2 yang menjadi sasaran untuk sementara sebelum beralih ke dvd2 lainnya adalah dvd2 yang ada Lee Min Ho nya. Hasil googling ini lah dvd berikut yang jadi tontonan:


Boys Before Flowers

Mackerel Run

Setelah itu beralih ke drama korea non-lee min ho:

Winter Sonata

Film lama yang seri nya sepanjang2nya sinetron walaupun masih jauh kalah dari Tersanjung dan Cinta Fitri. Cerita ala sinetronnya pun lengkap. Dari mulai anaknya ditukar, ketabrak mobil (2 kali loh..), amnesia, yang berujung pada....yak betulll!..buta lah yeee. Tapi tetep aja..drama korea lebih maniss dari sinetron, so yang model begini masih layak tonton.

Nah, dari situ perilaku2 ajaib pun muncul. Mr.D yang baik hati namun bukan pencinta makanan korea mau tuh nemenin jabanin resto korea seminggu 3 kali. Dari Gojumong, Han Gang, dan setelah dompet menciut Chung Gi Hwa pun jadi pilihan. Lama2 enak juga kan D.....hahaha. Sebelum ke Chung Gi Hwa mampir dulu ke K-Mart buat beli bahan2 makanan korea buat (niatnya) meracik sendiri di rumah. Kimchi, Chili paste, jamur2an, berbagai macam ice cream korea buat dessert (walaupun pada kenyataannya dimakan pada saat itu juga), dan seperti menemukan harta karun...*tring* ada 1 set sendok+sumpit korea...cihuyy. Kemudian perilaku ajaib lainnya yang menurut Mr.D menjadi sebuah kegilaan adalah..entah ya ini kuping gue yang salah apa gimana, pas lagi dengerin percakapan si mbak2 di rumah, yang seharusnya adalah logat jawa..ya kok gue dengernya mereka spik2 logat korea.

Tampaknya kita harus berpisah sejenak nih Lee Min Ho dkk..